Kamis, 09 Februari 2012 |

CBG Episode 0

CATATAN BU GURU

Sebelumnya, aku sudah membuat sebuah blog lain dalam akun yang sama di blogger, yang kuberi titel “Catatan Bu Guru”. Tapi wong blog ini aja nda sempat kuisi, mana punya waktu ngurusin blog lain lagi? Jadinya, tulisan-tulisan terkait pengalamanku berkutat sebagai bu guyu akan diposting di blog ini.
Belakangan ini aku memang betul-betul disibukkan oleh pekerjaan di sekolah, bahkan sampai dibawa pulang ke rumah, jadi homework... T_T.  Makanya tak banyak waktu yang bisa kusisakan untuk sekedar duduk-duduk mengarang di depan netbook. *percaya nda’ kalo aku bilang sekarang lagi ngetik sambil makan malam? Hehehe..>_< percaya aja deeh.. Tapi ini jelas lebih baik daripada menganggur. Dua bulan menganggur beberapa waktu lalu saja sudah bikin aku frust.
Barangkali banyak yang berpendapat bahwa jadi guru itu enak, banyak liburnya – bahkan di beberapa negara seperti Malaysia dan negara-negara barat, setiap pekan ada dua hari libur, sabtu dan ahad. Tapi percayalah, guru mana pun pasti sepakat bahwa hari libur bukan berarti bebas dari pekerjaan.
Sebenarnya sejak SMP cita-citaku bukanlah guru melainkan menjadi arsitek. Namun aku berharap tetap bisa mensyukuri kesempatan yang diberikan Allah untuk menjadi seorang guru, meskipun statusku saat ini masih honorer (guru tidak tetap). Hmm.. jadi teringat kisah yang diceritakan Emak-ku tentang dirinya dan cita-citanya.
Emak sangat ingin menjadi guru, namun karena dinikahkan di usia sangat belia oleh kakek-nenek, Emak terpaksa mengubur cita-citanya dan sepenuh hati merelakan dirinya ‘hanya’ menjadi ibu rumah tangga. Meskipun sudah tak mungkin meraih cita-cita itu, Emak tak pernah benar-benar melupakannya, hingga akhirnya Emak melahirkan 6 orang anak, 4 diantaranya berhasil ia sekolahkan hingga menjadi guru dan aku salah satunya.  
Kuharap dengan menekuni pekerjaan ini dengan sabar dan lapang dada, kelak akan lahir di antara siswa-siswaku arsitek-arsitek, dokter-dokter, pengusaha-pengusaha, bahkan da’i-da’i dan ratusan profesi mulia lainnya.. amin.. Dan semoga tak satu pun di antara mereka yang menjadi koruptor baik kelas teri di kelurahan, apalagi kelas kakap di kementerian.. na’udzubillahi min dzaalik..

0 komentar:

Posting Komentar