Minggu, 06 November 2011 |

Penumpang yang Menghilang... Hiii..

Pernah naik angkot? Angkutan Umum Antarkota? Mobil pete-pete? Sepertinya jawabanmu iya. Bahkan mungkin di antara kita banyak yang memiliki kenangan dengan setting di atas angkot, apakah itu kenangan manis, menggelikan, mengharukan, memalukan, bahkan kenangan yang pahit dan mengerikan. Maklum, angkot sudah merupakan ‘tempat’ umum bagi penduduk Indonesia.
Beberapa waktu lalu aku sempat membaca blog Enggalalita (lagi-lagi dia yang jadi tokoh figuran.. hehehe) tentang pengalamannya di angkot, saat dia lupa membawa dompet dan tak punya uang untuk membayar sewa. Setelah membaca, aku tersenyam-senyum mengingat bahwa aku pernah mengalaminya saat SMP. Tapi nasibku sedikit lebih baik, karena ada adik kelas yang juga menumpangi angkot tersebut *kukenali dari atribut di seragam sekolahnya. Walaupun tak saling mengenal, kutebalkan muka untuk meminta padanya agar sewa angkotku dibayarkan, hanya dengan modal kalimat pembuka pembicaraan “anak SMP 2 ya?”. Akhir ceritanya, aku mengganti uang tersebut saat berpapasan kembali dengan anak tersebut di kesempatan lain, dan aku selamat dari rasa malu. Alhamdulillah..

Siang tadi, sebuah pengalaman unik kembali kualami, entah ini menggelikan atau malah memalukan. Tidak, aku tidak lupa lagi membawa dompet. Tapi aku juga tak membayar ongkosnya. Mengapa? Karena sang sopir tak sadar aku sudah turun dari angkotnya.
***
Aku satu-satunya penumpang yang duduk di bagian belakang (satu penumpang lain duduk di sebelah sopir). Musik ‘dag-dig-dug’ – sebutanku untuk suara musik dengan volume bass tinggi yang suaranya seakan menggedor-gedor jantung – terdengar dari amplifier yang entah di bagian mobil yang mana disembunyikan. Sempat kuminta untuk dikecilkan sedikit karena aku ingin menelepon dan ia langsung mematikannya, namun sesaat setelah pembicaraan teleponku selesai ia menyalakannya kembali. Dasar pecinta musik..
Saat tiba di tempat tujuanku yang kebetulan adalah perempatan, aku memilih turun sebelum angkot berbelok.
“Kiri”, kataku. Sopir tak bereaksi.
“Kiri”, kuulangi lagi. Agaknya Pak Sopir sedang berkonsentrasi menyetir ke arah belokan, memberi jalan pada mobil dari arah berlawanan. Ditambah musik ‘dag-dig-dug’, aku ragu apakah ia mendengarku. Tapi karena mobilnya melambat dan berhenti, kupikir ia memang mendengar. Langsung saja aku meloncat pelan dari pintu mobil, berhubung tempat dudukku persis di dekat pintu. Namun belum juga sebelah kakiku mendarat dengan baik, mobil angkot tersebut sudah kembali bergerak meninggalkanku dan melewati belokan, membuatku nyaris terjatuh.
“Eeeh.. pak.. pak..” Duh, pak sopir tak menoleh. Jangan-jangan memang tak didengar. Gimana nih.. Aku berlari-lari kecil menyusul, tapi angkot sudah keburu hilang dari pandangan.
Aku lalu membayangkan sang sopir dan penumpang di sebelahnya saat tiba di terminal, atau sebelum itu, mereka menoleh ke belakang dan tak menemukanku.. kira-kira apa yang akan muncul di pikiran mereka? Huaa.. aku bisa dikira hantu atau pengamal ilmu hitam atau semacamnya, yang bisa tiba-tiba menghilang. Terlebih lagi karena pakaianku yang tak biasa di mata mereka, serba tertutup dan berwarna gelap. Bisa juga aku dikira tak punya uang membayar ongkos lalu nekat meloncat turun tanpa sepengetahuan mereka *ngawur, emang aku spiderman? Feminin gini.
Pak sopir tahu rumahku, tentu saja. Karena aku dan pakaianku yang tak biasa, di lingkungan desa tentu gampang dikenali *alias terkenal.
“Gadis dari kampung X yang pakaiannya begini dan begitu.. yang ngajar di SMP anu dan SMA anu..” terlintas di benakku hal-hal yang mungkin saja orang-orang katakan.
Semoga saja sang sopir masih memiliki prasangka baik dan tak berimajinasi yang tidak-tidak, dan semoga ia tidak menceritakan kejadian ini pada seluruh penumpang yang ditemuinya dengan versi cerita sesuai kreativitasnya. Jika hal sebaliknya terjadi, maka semakin tenarlah aku.. hiks!
Aku bertekad dalam hati, jika aku menumpangi angkot tersebut di lain waktu, akan ku-klarifikasi sejelas-jelasnya.

1 komentar:

k'ana mengatakan...

hag hag hag...ketawa ketiwi lagi...

Posting Komentar